Franky Sahilatua, penyanyi pop era 70-an yang lahir di Surabaya pada 16 Agustus 1953, bukanlah sekadar penyanyi. Ia adalah ikon musik kerakyatan, suara hati rakyat kecil yang lantang menyuarakan keadilan dan kemanusiaan. Perjalanan musiknya dimulai dengan duet legendaris bersama adiknya, Jane Sahilatua, membentuk Franky & Jane yang memikat hati pendengar dengan balada dan folk lembut seperti "Musim Bunga," "Lelaki dan Rembulan," dan "Kepada Angin."
Namun, Franky memilih jalan berbeda dari kebanyakan musisi yang mengejar popularitas semata. Ia memilih untuk menyuarakan suara-suara terpinggirkan, mengangkat isu ketimpangan sosial, dan harapan rakyat biasa. Lagu-lagunya seperti "Terminal" (bersama Iwan Fals), "Perahu Retak," dan "Orang Pinggiran" menjadi bukti nyata komitmennya. Melalui musik, ia bercerita tentang buruh, petani, nelayan, dan mereka yang seringkali tak terdengar suaranya.
Dedikasi Franky tak hanya berhenti di ranah musik. Pada tahun 2006, ia diangkat menjadi Duta Buruh Migran Indonesia oleh ILO dan SBMI, menunjukkan kepeduliannya terhadap isu sosial yang lebih luas. Dalam setiap konser dan wawancara, ia selalu lantang menyuarakan keadilan, kemanusiaan, dan pelestarian lingkungan hidup. Baginya, musik bukan hanya hiburan, tetapi senjata ampuh untuk menggugah nurani bangsa.
Meskipun takdir berkata lain, ketika ia divonis mengidap kanker sumsum tulang belakang pada tahun 2010, semangat juangnya tak pernah padam. Bahkan di ranjang perawatan, ia masih sempat merilis karya terakhirnya, "Pancasila Rumah Kita," sebuah pesan mendalam tentang persatuan dan persaudaraan di tengah perpecahan bangsa. Franky Sahilatua meninggal dunia pada 20 April 2011, namun warisannya tetap hidup. Ia dimakamkan di TPU Tanah Kusir, tetapi lagu-lagunya terus berkumandang, menjadi pengingat akan kejujuran, kesederhanaan, dan keberpihakan pada kaum kecil.
Hari ini, kita mengenang Franky Sahilatua bukan hanya sebagai seorang penyanyi, tetapi sebagai pahlawan musik kerakyatan. Selama masih ada anak muda yang ingin menyanyikan kebenaran, selama masih ada rakyat kecil yang ingin didengar, lagu-lagu Franky akan terus menggema. Pesannya yang penuh makna, seperti kutipannya, "Jangan padamkan api di hatimu, karena hanya dengan nyala itulah kita bisa menerangi jalan bangsa ini," akan selalu menginspirasi generasi penerus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar