Indonesia kehilangan salah satu legenda musik dangdutnya. Imam S. Arifin, penyanyi dan pencipta lagu kenamaan era 80-an dan 90-an, meninggal dunia pada 17 Desember 2021 di usia 61 tahun. Kabar duka ini meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga, kerabat, dan jutaan penggemar musik dangdut di Tanah Air.
Lahir di Madiun, 19 November 1960, Imam S. Arifin menorehkan jejak karier yang gemilang. Ia dikenal luas lewat lagu-lagu ciptaannya sendiri yang menjadi hits besar, seperti "Menari di Atas Luka" dan "Jandaku". Kedua lagu tersebut sukses melambungkan namanya ke puncak popularitas.
Sepanjang kariernya, Imam S. Arifin telah menghasilkan sejumlah album solo yang laris manis di pasaran, termasuk Doa Suci, Berdayung Cinta, Kecewa - Tak Direstui, Yang Pernah Kusayang, Jangan Tinggalkan Aku, dan Bekas Pacar. Selain lagu-lagu ciptaannya sendiri, ia juga populer membawakan lagu-lagu dari pencipta lain, seperti "Debu-Debu Jalanan" (ciptaan Latief Khan), "Pengadilan Cinta", "Yang Tersayang", "Dia Lelaki Aku Lelaki", dan "Jangan Tinggalkan Aku".
Pria yang pernah menikah dengan sesama penyanyi dangdut, Nana Mardiana, dan dikaruniai seorang putri, Resti Destami Arifin ini, meninggal dunia akibat komplikasi penyakit stroke yang dideritanya sejak setahun sebelum kepergiannya. Pernikahannya dengan Nana Mardiana berakhir dengan perceraian pada 27 Agustus 2007.
Kepergian Imam S. Arifin meninggalkan kekosongan besar di dunia musik dangdut Indonesia. Namun, karya-karyanya akan tetap dikenang dan terus menghiasi perjalanan musik Tanah Air. Selamat jalan, Maestro Dangdut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar