Sabtu, 12 Juli 2025

Widi Widiana: Perjalanan Panjang Raja Pop Bali hingga Era Digital

Widi Widiana, penyanyi pop Bali yang namanya telah menghiasi industri musik Bali sejak tahun 1994,  menorehkan perjalanan karier yang panjang dan penuh warna. Ia berasal dari Legian, Kuta, Bali, Widi memulai kiprahnya di dunia tarik suara melalui Maharani Record dengan album kompilasi Tresna Ngantos Mati, sebuah duet manis bersama sang adik, Sri Dianawati. Lagu ciptaan Yong Sagita ini menjadi batu loncatan bagi Widi untuk menapaki tangga kesuksesan.  Di Bali Record, ia juga turut serta dalam album kompilasi Top Hits 10 Tembang Pop Bali, dengan single hits Pondok Sepi yang berdampingan dengan lagu Tan Sida Kaengsapang dan Rasa Rindu.
 
Nama Widi Widiana semakin melejit setelah diorbitkan oleh Aneka Record.  Label ini menjadi saksi bisu perjalanan kariernya yang gemilang, ditandai dengan rilisnya sejumlah album kompilasi populer.  Di antaranya Selekta Emas "Yen Saja Sayang" (1995), Aneka Hits 12 + 1 Matulak Singkal (1996), Aneka Hits 10 + 2 Tresna Kaping Siki (1997), Karaoke Pop Bali Vol. 1 Iluh Sekar (1998), Karaoke Pop Bali Vol. 2 Sampik Ingtay (1999), Karaoke Pop Bali The Best of Widi Widiana (1999), Tembang Unggulan Pop Bali 12 Bintang Aneka (2000), Gita DenPost Award 2001 Widi Widiana, Gita DenPost Award 2002 Widi Widiana, Karaoke 10 Bintang Aneka, Karaoke The Best of Widi Widiana, dan Karaoke Pop Bali Panji Kuning - Widi Widiana.  Lagu-lagu hitsnya yang khas dan berkesan mendalam turut mewarnai album-album kompilasi tersebut.
 
Tak hanya dalam album kompilasi, Widi Widiana juga sukses dengan album solo.  Sesapi Putih (1996), album emas perdananya, menampilkan lagu andalan Tusing Jodoh dan Jatuh Hati, ciptaan Pande Sudana, dengan aransemen musik oleh Jimmy Sila A. dan diproduseri oleh almarhum Oka Swatenaya.  Album solo lainnya menyusul, seperti Sampek-Ingtay (1997), Kadung Belus (1998), Tepen Unduk (1999), Kupu-Kupu Nakal (2000), dan Celeng Guling (2001).  Kilang-kileng (2002) dan Nganten Muda (2003) semakin memperkaya diskografi Widi.
 
Pada tahun 2004, Widi Widiana mendirikan label rekaman sendiri, Diana Record, dan merilis album Takut-Takut Bani.  Setelahnya, ia kembali berkolaborasi dengan Aneka Record pada tahun 2005 dengan album Dasa Menit. Di blackboard ia juga turut berpartisipasi dalam album kompilasi pop Mandarin  dengan lagu-lagu seperti Buku Harian dan Perlukah Cinta Diuji?.
 
Setelah periode  yang cukup panjang tanpa album baru, Widi Widiana kembali hadir dengan album Gek Cantik (2009) dalam format VCD.  Album Nasi Goreng Spesial (2015), yang menampilkan hits Formalin Sik Luh, dirilis dalam format CD dan VCD oleh Diana Record.
 
Di era digital, Widi Widiana tetap aktif berkarya dengan mengunggah lagu-lagunya di platform YouTube, antara lain Angkihan Ban Nyilih, Arak Orin, dan duet Sing Mecaling bersama Dek Ulik.  Sampai saat ini, Widi Widiana masih eksis di dunia musik dengan sentuhan baru, menggabungkan musik koplo dan ukulele,  serta tetap berduet dengan Dek Ulik, menunjukkan keuletan dan adaptasi seorang legenda pop Bali sejati.

Tidak ada komentar: