Kamis, 11 Juli 2024

Daftar Nama-Nama Penyanyi Pop Bali.

Ary Kencana adalah seorang penyanyi sekaligus pencipta lagu pop Bali. Ary pertama kali melaunching albumnya yang  diproduksi Bali record dengan judul Nyapuh Jagat. Banyak lagu lagu Ary yang sangat booming di era 2002 seperti Sayong Tresna, Metilesang Raga dan lain lain. Peluncuran album kasetnya berhasil terjual sebanyak 25.000 keping Menurut data Bali record. Sedangkan album Ary Kencana di Januadi record salah satunya adalah Kutang Rerama dengan lagu andalannya Bikul pisuh pada tahun 2003. Pasangan duet Ary Kencana di Januadi adalah Dek Ulik. Ary kencana juga pernah membentuk Trio Januadi yang terdiri dari Ary Kencana, Jaya Pangus dan Tut Asmara.

Setelah kaset pita berhenti diproduksi tepatnya pada akhir 2009, Ary kencana membuat channel YouTube yang bernama Kencana Pro untuk menampung konten lagu-lagunya. Hampir semua lagunya bagus-bagus. Saking bagusnya, sampai sampai banyak netizen yang mengcover lagu-lagu Ary Kencana. 

Berikutnya adalah Eka Jaya. Eka Jaya adalah seorang penyanyi pop Bali kelahiran Klungkung. Sebelum tenar di Aneka record, Eka Jaya pernah membuat album kompilasi dan album solo di studio rekaman Intan Dewata record pada tahun 1999. Kemudian tahun 2001 hijrah ke Aneka record. Di Aneka, Eka Jaya tenar lewat lagunya Selem selem manis, muani pilihan, Bulan Bisu dan masih banyak lagi yang lainnya. Disana Eka Jaya memiliki pasangan duet yang bernama Ayu Saraswati dengan lagu Mebunge Bunge yang sangat booming

Selanjutnya adalah penyanyi lawas yang bernama Yannik Pering. Yanik Pering adalah seorang penyanyi pop Bali yang lahir pada tahun 1979 dari desa Pering Gianyar. Yannnik Pering dan kawan kawannya pernah membentuk sebuah grup yang bernama Buduh Inguh pada tahun 2000. Nama-nama personel grup Buduh Inguh diantaranya Tut Tanggu, Yannik Pering, Dayu Asrik, Boby Bodrex, Atik, Tut Nik, dan Detra. Grup Buduh Inguh pertama kali mengeluarkan albumnya di bawah naungan Bali Record pada tahun 2000 dengan judul yang sama dengan nama grupnya yaitu Buduh Inguh. Dalam album Buduh Inguh, Yannik Pering membawakan lagu Anyudang Segara Madu dan Setegeh Langit. 

Lagu-lagu Yannik Pering yang sangat booming pada saat itu adalah Purnama Di Pesisi Lebih, Guru Seksi, dan Kimud Kimudan. Setelah kaset pita berhenti berproduksi, Yannik Pering membuat Channel di Youtube dengan nama Yannik Pering Official di bawah bendera Raka Studio dan Mustika Video sejak pertengahan 2021.

Dewa Mayura.

Dewa Mayura adalah seorang penyanyi sekaligus pencipta lagu pop Bali yang mumpuni dan sudah berpengalaman. Ada banyak sekali lagu-lagu yang telah diciptakannya. Sebut saja lagu "Angkihan Ben Nyilih" yang dinyanyikan oleh penyanyi ternama Widi Widiana, Sing Ngelah Empugan juga dinyanyikan oleh Widi Widiana. Lagu Beli Sadar juga sempat hits yang dinyanyikan oleh penyayi kocak Mang Senior. Dan masih banyak lagi lagu lainnya.

Selanjutnya saya akan membahas Ayu Saraswati. Ayu Saraswati adalah penyanyi Bali kelahiran Denpasar pada tanggal 27 Mei 1979 yang memulai karirnya menjadi penyanyi pop solo sejak tahun 1997 di bawah bendera Intan Dewata Record dengan lagu pertamanya Megantung Tanpa Cantel. Kalau di studio Bali Stereo atau Bali Record, dia pernah duet dengan almarhum A.A Made Cakra dalam lagu Tekor Don Biu. Dia juga pernah duet dengan Yan Kirana dalam lagu Mebuung Payu. Pada tahun 2000-an, Ayu Sarasawati mulai bergabung di Aneka Record Tabanan milik Oka Swetanaya. Di Aneka Record, dia lebih banyak berduet dengan Eka Jaya. Album perdana Ayu Saraswati di Aneka Record adalah Sing Bani Mati. Lagu-lagu Ayu Saraswati yang sangat Hits adalah Sayangang Tiang, Doseke Yen Tiang Tresna, Bayang Bayang Tresna, dan masih banyak lagi yang lainnya.


Lalu berikutnya Yan Mus.
Yan Mus adalah penyanyi Bali yang bernama lengkap Wayan Mustika kelahiran Mengwi, 6 Maret 1973. Ia memulai karirnya di Aneka Record dengan album kompilasi Dagang Kere 1999, Mebalik Kuri 2000, Dagdag Telah Bangkung Mati 2001, Kobleng Dagang Jamu 2002, Tanpa Jiwa 2003, Kena Tilang 2004, Mesaing 2005, Joh Dimata Paek Dihati 2006. Setelah kaset pita berhenti berproduksi, Yan Mus ikut bergabung di yayasan musik yang bernama Crucuk Kuning. Di Crucuk Kuning ia berhasil menelurkan single single yang sangat Hits diantaranya Kurenan Titipan, Semprong Meprada, Ngalih Jalan Pedidi, Sabar Malu dan lain lain.

Kemudian berikutnya Yong Sagita. Yong Sagita adalah penyanyi Bali yang bernama lengkap Yong Sagita Swastika kelahiran Gesing Singaraja 30 November 1961. Dengan album pertamanya di Aneka Record duet dengan Sayub yang berjudul Madu Teken Tuba 1985. Lalu disusul dengan album kedua yang berjudul Ngipi Lucut 1986. Tapi pada saat itu daya beli masyarakat terhadap kaset pop Bali masih rendah, Aneka Record sementara berhenti memproduksi kaset pop Bali. Aneka Record lebih bergairah memproduksi kaset drama gong, Arja, Sendratari, Bondres, Geguritan dan Gambelan Bali. Makanya Yong Sagita pindah rekaman ke Maharani Record. Di Maharani, Yong Sagita menelurkan album pertama Karmina 1987, Ngiler-Ngler 1988, Karmina bagian ketiga 1989 dan lain-lain. Di pertengahan era 2000-an, Aneka Record kembali menerima Yong Sagita karena pada saat itu kaset pop Bali kembali diminati masyarakat. Di era tersebut, Yong Sagita menelurkan album Kangen Tan Pegatan.
 
Berikutnya adalah Ngurah Adi.
Ngurah Adi adalah penyanyi Bali yang bernama lengkap Gusti Ngurah Adi Yoga kelahiran Mengwi, 7 Mei 1979. ia pernah rekaman di studio Kaplug Dadi Record pada pertengahan era 2000-an dengan lagu andalannya "Rindu" Sementara di yayasan Crucuk Kuning, ia melahirkan Single yang berjudul Neng Lilis.


Senin, 08 Juli 2024

Penyanyi Yang Sudah Almarhum Namun Bersuara Emas.

Berikut ini adalah daftar nama-nama penyanyi yang sudah almarhum namun bersuara emas diantaranya adalah:

Johny Nash
-------------------


Apakah anda masih ingat lagu I Can See Clearly Now yang dinyanyikan Johny Nash? Ternyata penyanyinya telah tutup usia pada 6 Oktober 2020. Pemilik nama lengkap John Lester Nash {80 tahun} meninggal di rumahnya di Houston. Johny dikenal lewat I Can See Clearly Now yang terjual lebih dari satu juta Copy dan berada di puncak tangga lagu Billboard Hot 100 selama empat pekan. Meski tidak masuk Gramy, lagu tersebut didaur ulang puluhan kali. Mulai Ray Charles, Dony Osmond, Soul Asylum dan Jimmy Cliff tahun 1993. Lagu tersebut muncul dalam film Cool Runings pada tahun yang sama dan banyak iklan. Konon lagu tersebut ditulis setelah Johny sembuh dari operasi katarak. Sementara album terakhirnya dirilis pada 1986.

Harry Moekti
--------------------


Hari Moekti lahir di Cimahi pada tanggal 25 Maret 1957. Moekti membentuk sebuah group band yang bernama Band Makara dari tahun 1982 sampai 1985. Nama Moekti mulai melesat setelah bergabung dengan Krakatau pada tahun 1985. Beberapa rekaman Moekti yang meledak di pasaran antara lain: Lintas Melawai pada tahun 1987, Ada Kamu, Aku Suka Kamu Suka, dan Satu Kata bersama Group Band Adegan. Selama kariernya, Moekti telah membuat tujuh album rekaman. Albumnya yang terakhir adalah "Disini" Album terakhir itu dibuat ketika Moekti mulai menekuni agama Islam dan memilih jalan dakwah hingga akhir hayatnya. Moekti meninggal pada hari Minggu 24 Juni 2018 sekitar pukul 20.49 Wib akibat serangan jantung saat menginap di sebuah hotel di Cimahi-Jawa Barat. Hari Moekti meninggalkan seorang istri dan empat orang anak diantaranya Faqih Zulfikar, Muhamad A.H. Hawa Muntajah dan R.f Ramdhani. Kepergian Hari Moekti juga menyisakan duka bagi mantan rekan-rekan musisi seperti Dewa Budjana yang pernah satu panggung dengan Hari Moekti. Selain itu Conrad Lamury, mantan produser Hari Moekti di Adegan Band juga mengungkapkan dukanya via akun media sosialnya " Rest in Peace for Hari Moekti

(Abiem Ngesti)

Abiem Ngesti adalah penyanyi dangdut cilik yang terkenal lewat lagunya Pangeran Dangdut yang dirilis pada tahun 1991. Ia lahir pada tanggal 30 Oktober 1978 di Jepara. Setelah memasuki usia 14, ia mengeluarkan album lagi diantaranya ku genggam dunia dan dahsyat pada tahun 1995. Ia memiliki nama asli Abimanyu Ngesti. Ia meninggal pada tanggal 19 Agustus 1995 dalam usia 16 tahun akibat kecelakaan di jalan tol jakarta-cikampek. Mobil yang dikemudikan oleh sopir pribadi keluarga Abiem Ngesti menabrak truk gandeng yang sedang berhenti di bau jalan di KM 42 mengakibatkan Abiem Ngesti meninggal dunia.

Gombloh

Gombloh lahir dengan nama Soedjarwoto di Tawangsari, Jombang, pada 12 Juli 1948. Nama belakang 'Soemarsono' ditambahkannya sendiri kemudian, sehingga namanya menjadi Soedjarwoto Soemarsono. Semenjak kecil, ia mendapat julukan 'Gombloh', yang sebenarnya berarti 'nggomblohi' atau pura-pura bodoh, Meski memiliki arti yang kurang positif, julukan ini ternyata membawa hoki dalam karier bermusiknya. Gombloh membentuk band pertamanya sebagai pemain gitar melodi saat masih duduk di bangku SMP. Pada tahun 1962, bersama empat temannya, ia mendirikan grup musik The Dangerous yang membawakan lagu-lagu The Beatles.

Sukses dengan Lemon Tree's Anno '69': Karier musik Gombloh terus meroket setelah ia sukses membentuk band 'Lemon Tree's anno '69'. Band ini menjadi salah satu tonggak penting dalam perjalanan karier musiknya yang membuatnya semakin dikenal luas. Gombloh dikenal sebagai pencipta lagu balada yang mendalam. Lirik-liriknya puitis dan misterius, sering menggambarkan kehidupan sehari-hari rakyat kecil dengan jujur dan dalam, seperti dalam lagu-lagu Doa Seorang Pelacur, Kilang kilang, dan lainnya. Gombloh bergabung dengan grup Lemon Tree's Anno '69 yang beraliran art rock/orchestral rock, dipengaruhi oleh musik ELP dan Genesis. Ini mencerminkan keragaman dan kedalaman musikalitasnya.

Selain tema-tema sosial, Gombloh juga menonjolkan nasionalisme dalam karyanya. Lagu-lagunya seperti Dewa Ruci, Gugur Bunga, dan Indonesia Kami, Indonesiaku, Indonesiamu mencerminkan cintanya pada Indonesia dan semangat patriotisme. Gombloh tidak hanya menciptakan lagu untuk dirinya sendiri, tetapi juga menulis lagu untuk penyanyi lain. Contohnya adalah lagu Tangis Kerinduan untuk Djatu Parmawati dan Merah Putih yang dinyanyikan bersama-sama. Meskipun awalnya dikenal dengan lagu-lagu balada yang dalam dan idealis, Gombloh kemudian mengendurkan idealismenya dengan menghadirkan album-album yang lebih berorientasi pop ringan. Meskipun mendapat popularitas yang lebih besar dengan ini, Gombloh tetap mempertahankan kesetiakawanan dan jiwa merdeka yang menjadi ciri khasnya.

Gombloh meninggal dunia pada 9 Januari 1988 di Surabaya setelah lama menderita penyakit pada paru-parunya. Kebiasaan merokoknya sulit dihilangkan dan ia sering begadang. Beberapa waktu sebelum meninggal, ia bahkan mengalami pendarahan saat bicara atau bersin.