Rabu, 04 Juni 2025
Alam Mbah Dukun: Perpaduan Dangdut dan Metal dari Tasikmalaya
Legenda Musik Sunda: Hetty Koes Endang
Anggun: Dari Mimpi di Indonesia hingga Puncak Billboard
Selasa, 03 Juni 2025
Ratih Purwasih, Penyanyi Era 80-an yang Bersinar Terang.
Rabu, 14 Mei 2025
Rony Sianturi: Dari Trio Libels hingga Puncak Popularitas di Layar Kaca
Selasa, 13 Mei 2025
Legenda Dangdut Indonesia: Jejak Langkah Para Penyanyi Berbakat
Made Gunawan: Penyanyi Pop Bali dari Kintamani.
Yulia Yasmin: Penyanyi Pop Mandarin Indonesia.
Jumat, 09 Mei 2025
Yopie Latul: Sang Legenda Poco-Poco yang Abadi
Kamis, 08 Mei 2025
Evie Tamala: Ratu Dangdut dengan Sentuhan Ketok Magic
Cerpen Senja Nan Damai. Oleh Made Budilana
Sabtu, 03 Mei 2025
Legenda Musik Indonesia: Perjalanan Karier dan Karya-karya Abadi
Legenda Musik Pop Bali: Jejak Karier dan Kenangan Manis Para Penyanyi
Musik pop Bali memiliki sejarah panjang dan kaya, diwarnai oleh para seniman berbakat yang telah menghibur masyarakat selama bertahun-tahun. Artikel ini akan mengulas perjalanan karier beberapa legenda musik pop Bali, mengenang kontribusi mereka dalam mewarnai industri musik Pop Bali.
Ayu Saraswati: Lahir di Denpasar pada 27 Mei 1979, Ayu Saraswati memulai kariernya sejak 1997 di Intan Dewata Record dengan lagu "Menggantung Tanpa Cantel". Ia juga dikenal lewat duetnya dengan almarhum A.A Made Cakra ("Tekor Don Biu") dan Yan Kirana ("Mebuung Payu"). Pada era 2000-an, ia bergabung dengan Aneka Record Tabanan, sering duet dengan Eka Jaya, dan merilis album perdana "Sing Bani Mati". Lagu-lagu hitsnya seperti "Sayangang Tiang", "Doseke Yen Tiang Tresna", dan "Bayang Bayang Tresna" masih dikenang hingga kini.
Yan Mus (Wayan Mustika): Penyanyi kelahiran Mengwi, 6 Maret 1973 ini memulai kariernya di Aneka Record dengan sejumlah album kompilasi yang sangat populer, seperti "Dagang Kere" (1999), "Mebalik Kuri" (2000), hingga "Joh Dimata Paek Dihati" (2006). Setelah era kaset, ia bergabung dengan Crucuk Kuning dan merilis single hits seperti "Kurenan Titipan", "Semprong Meprada", dan "Ngalih Jalan Pedidi".
Yong Sagita (Yong Sagita Swastika): Lahir di Gesing Singaraja pada 30 November 1961, Yong Sagita memulai kariernya di Aneka Record dengan duet bersama Sayub dalam album "Madu Teken Tuba" (1985). Ia kemudian beralih ke Maharani Record, menghasilkan album-album seperti "Karmina" dan "Ngiler-Ngiler". Pada era 2000-an, ia kembali ke Aneka Record dengan album "Kangen Tan Pegatan".
Ngurah Adi (Gusti Ngurah Adi Yoga): Lahir di Mengwi pada 7 Mei 1979, Ngurah Adi merilis album "Rindu" di era 2000-an. Setelah era kaset berakhir, ia beralih ke platform digital, merilis lagu-lagu seperti "Pejalan Karma".
Yannik Pering: Lahir pada tahun 1979 di Desa Pering, Gianyar, Yannik Pering dikenal lewat grup Buduh Inguh yang debut di Bali Record pada tahun 2000. Lagu-lagu solonya seperti "Purnama Di Pesisi Lebih", "Guru Seksi", dan "Kimud Kimudan" sangat populer. Saat ini, ia aktif di kanal YouTube "Yannik Pering Official".
Ketut Bimbo (Ketut Budiarsa): Lahir tahun 1954 di Desa Banyuatis, Buleleng, Ketut Bimbo merupakan musisi berpengalaman yang telah bekerja sama dengan Aneka Record, Bali Record, dan Maharani Record. Lagu "Ngabut Keladi" menjadi salah satu hits terbesarnya. Ia juga pernah menjadi penyiar radio. Ketut Bimbo meninggal dunia pada 29 April 2021.
Ayu Stiati (Anak Agung Ayu Stiati): Lahir di Badung pada 29 Desember 1974, Ayu Stiati populer di era 2000-an dengan lagu-lagu seperti "Kadung Sayang", "Bengkung", dan "Lalah Manis". Ia juga membentuk Ayu Stiati N Band pada 2012. Ayu Stiati meninggal dunia pada 31 Mei 2013.
Para seniman tersebut di atas telah memberikan kontribusi besar bagi perkembangan musik pop Bali. Karya-karya mereka akan selalu dikenang sebagai bagian penting dari sejarah musik Indonesia.